Kenali Hambatan dalam Menulis – Ketika kita sudah memutuskan untuk menulis, maka yang perlu dilakukan adalah fokus. Matikan ponsel, berhenti dalam aktivitas, dan gangguan lainnya. Mengapa? Karena kalau kita terlena sedikit saja, ide yang telah terlintas di kepala akan hilang.

gaya penulisan dalam biografi gaya penulisan biografi gaya menulis huruf macam macam gaya penulisan biografi gaya penulisan jurnal gaya pengarang penulisan adalah gaya penulisan deskriptif naratif

Setiap orang yang gemar menulis, baik menulis blog atau menulis buku pasti akan ada masa dimana dia diserang oleh hambatan menulis. Bisa karena mental blok, kekurangan waktu, nggak mood, kurang referensi, bingung paragraf pertama dan lain sebagainya. Kenali yuk hambatan apa saja yang kita hadapi, dalam proses menulis:
Hambatan dalam membutuhkan referensi
Pernah nggak disuruh mengerjakan tulisan, tapi bingung mau nulis apa dan nggak tahu harus mencari sumbernya dari mana, serta berpikir menulis itu sulit. Ubah mindset kita yuk! Penulis senior, seorang guru, dosen, bahkan pejabat pun pernah mengalami hal yang sama. Kuncinya adalah membaca. Bisa dari perpustakaan sekitar, perpustakaan kota, dan yang paling mudah sekarang melakukan googling! Selama kita memiliki niat mau belajar, mau mencari tahu, mau mencari referensi atau membaca buku seseuai dengan tugas menulis tersebut hal ini akan membuat semakin mudah dalam mengerjakannya.
Hambatan dalam menulis paragraf pertama

Paragraf pertama adalah kunci sukses, tulisan kita akan dibaca selanjutnya. Maka sebab itu, tulisan dalam paragraf pertama harus bagus, memang. Tapi dalam proses belajar, bahkan jika kita penulis pemula, hajar saja. Apa yang terlintas, tuliskan. Akan ada saatnya kamu menulis paragraf pertama, tanpa perlu membuang waktu lama.


gaya penulisan dalam biografi gaya penulisan biografi gaya menulis huruf macam macam gaya penulisan biografi gaya penulisan jurnal gaya pengarang penulisan adalah gaya penulisan deskriptif naratif

Hambatan merasa tidak percaya diri
Tulisanku jelek, gimana nih?
Tulisanku berantakan banget, kan?
Udah coba kubaca berkali-kali kenapa begini amat sih, tulisanku!
Gaes, menggerutu bukan solusi. Justru kamu harus bersyukur sudah bisa menulis beberapa paragraf yang sudah dibuat. Itu sudah keren! Soal nggak menarik, jelek, garing itu hanya butuh bumbu. Karena sudah terlanjur menulis selesaikan saja, penulis yang baik adalah penulis yang berhasil menyelesaikan tulisannya. Siap?
Hambatan soal mood yang buruk
Alasan yang basi kalau berbicara soal mood. Kalau kata penulis senior,  pernah bilang kalau mood ganti saja dengan mulut. Nulis jangan bergantung dengan mood, tapi pikirkan mulut. Kok bisa?
Maksudnya begini, kalau menulis sudah menjadi pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan, apa yang terjadi kalau tidak menulis? Ada mulut-mulut yang harus disuapi dari sana, apalagi kamu pernah berkoar-koar ingin menyumbangkan hasil bayaran tulisan, ya kan? Semakin banyak mulut yang tertunda untuk disuapi. Hehehe … bener juga ya yang beliau bilang, setiap kegiatan yang kita lakukan pastilah memiliki tanggungjawab termasuk menulis.
Nah ada 5 hambatan yang saya tuliskan di atas, semoga lain kali bisa menuliskan hambatan-hambatan lainnya. Yang penting mulai menulis bebas saja mulai sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *